Tingkatan akses pendidikan dan ekonomi di Kabupaten Probolinggo, untuk mencegah terjadinya pernikahan dini
Probolinggo, newsIndonesia.id - Gus Haris yang juga merupakan calon Bupati Probolinggo ini, menunjukkan kepeduliannya terhadap tingginya angka pernikahan dini saat ini.
Dalam sebuah acara sarasehan yang diselenggarakan oleh MUI Provinsi Jawa Timur dan Universitas Islam Zainul Hasan (UNZAH) Genggong, Gus Haris mengungkapkan keprihatinannya dan menyoroti berbagai faktor penyebab fenomena tersebut. Minggu (11/8/2024)
"Bahwa pernikahan dini dipengaruhi oleh faktor adat, kondisi ekonomi, dan tingkat pendidikan. Ketidakstabilan ekonomi dan rendahnya tingkat pendidikan berkontribusi signifikan terhadap tingginya angka pernikahan anak. Faktor adat juga memainkan peran penting dalam praktik ini," ungkapnya.
Gus Haris menegaskan dampak serius dari pernikahan dini, yang mencakup masalah kesehatan reproduksi, terputusnya pendidikan, dan berlanjutnya siklus kemiskinan.
"Dampak dari pernikahan dini sangat merugikan, baik untuk individu maupun masyarakat. Masalah kesehatan, pendidikan yang terputus, dan kemiskinan yang berkelanjutan adalah konsekuensi yang harus kita hadapi. Untuk itu, campur tangan pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat sangat diperlukan untuk menekan angka pernikahan anak," jelasnya.
Lebih lanjut, Gus Haris juga menekankan perlunya tindakan nyata dari pemerintah dan pihak terkait. Ia menyarankan bahwa peningkatan akses pendidikan dan ekonomi harus menjadi prioritas untuk mengatasi masalah pernikahan dini.
"Langkah-langkah konkret untuk meningkatkan akses pendidikan dan ekonomi harus segera diambil. Ini adalah langkah penting yang akan membantu mengurangi angka pernikahan dini dan dampak negatifnya," tambahnya.
Bacalon Bupati Probolinggo, Gus Haris ini berkomitmen untuk mendorong program-program yang fokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan dan ekonomi.
"Saya bertekad untuk mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan ekonomi di Kabupaten Probolinggo, guna mencegah terjadinya pernikahan dini," tegasnya.
Berharap acara-acara seperti sarasehan ini dapat terus digelar untuk memberikan edukasi yang menyeluruh kepada masyarakat.
"Saya berharap acara seperti ini dapat berlanjut, karena memberikan edukasi tentang pernikahan dini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong pemangku kebijakan untuk berperan aktif dalam pencegahannya," pungkasnya
Sementara itu Rektor Universitas Islam Zainul Hasan Genggong, Dr. Abdul Aziz Wahab, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran pendidikan dalam mencegah pernikahan dini.
“Pernikahan dini bukan hanya tentang dua orang yang menikah pada usia muda, tetapi juga tentang masa depan mereka, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan generasi mendatang. Pendidikan memiliki peran krusial dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang risiko dan dampak negatif dari pernikahan dini,” ujar Dr. Abdul Aziz Wahab.
(kj)
Tags
Budaya