Malang, newsIndonesia.id - Kemajuan tekonologi digital membawa peradaban semakin maju dengan adanya tsunami informasi. Salah satu kalangan yang menjadi rentan terhadap misinformasi dan disinformasi adalah lansia.
Untuk memberikan edukasi keamanan digital, Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) Wilayah Malang menyelenggarakan AKADEMI DIGITAL LANSIA Tular Nalar. Sebanyak 130 lansia mengikuti pelatihan yang dilangsungkan di dua tempat secara bersamaan dan 70 lansia dari berbagai komunitas dan karang wreda mengikuti pelatihan tersebut.
Kegiatan itu digelar di kantor Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Malang dan 50 lansia di Kelurahan Purwodadi, Blimbing, Kota Malang.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan sepertiga rumah tangga di Indonesia memiliki lansia sebagai anggota. Lebih dari setengahnya menjadi kepala rumah tangga. Data ini menunjukkan lansia memiliki peran signifikan, dalam pengambil keputusan di rumah tangga.
“Lansia memiliki peran penting dalam rumah tangga,” kata Koordinator MAFINDO Wilayah Malang Anak Agung Ayu Mirah dalam sambutannya, Sabtu (19/10/2024)
Mirah juga mengajak semua peserta menjadi lansia Berbudi (bersama bugar digital). Jika lansia memiliki akses informasi dan layanan yang aman, terhubung dengan keluarga dan teman.
"Ayo mencegah isolasi sosial, meningkatkan kualitas hidup, keamanan dan privasi online dan kemandirian dan keberdayaan literasi digital,"imbuhnya
Bugar digital, katanya, bugar menghadapi penipuan, bugar saat Pemilu dan menjadi bugar mengindra Hoaks. Lantaran hoaks berkelindan di dunia maya terutama saat Pemilu dan Pilkada serentak.
"Lansia diharapkan waspada terhadap akun media sosial palsu, tidak mudah percaya pada tautan atau nomor yang tidak dikenal," ucapnya
Termasuk menggunakan perangkat lunak anti-virus, perlindungan identitas dan berkonsultasi jika ragu atau curiga. Terhadap email, pesan, tautan, dengan pihak yang dipercaya seperti keluarga, teman, atau penyedia layanan resmi sebelum merespons atau mengklik apapun.
"Kami ingatkan para lansia untuk waspada saat berkenalan secara online, tidak memberikan informasi keuangan seperti nomor rekening, dan kartu kredit, dan mewaspadai penipuan," tandasnya
Serta diutamakan pertemuan fisik, konsultasikan pada keluarga atau pihak berwenang, jangan termakan rayuan dan menghindari memberikan akses ke akun pribadi.
“Untuk mencegahnya, para lansia kami bekali dengan kemampuan melakukan penelusuran informasi secara mandiri,” jelas dosen Binus Malang ini.
Mewaspadai permintaan transfer/pengiriman uang dan membatasi informasi pribadi seperti alamat rumah, nomor telepon, data finansial kepada orang yang tak dikenal.
Agar bugar cegah penipuan, para lansia diajak menerapkan wakuncar (waspada, kunjungi, cari).
Waspada dan berhati-hati terhadap akun, tautan (link), dan nomor telepon asing yang tidak dikenal atau mencurigakan.
Jika ragu sebaiknya mencari informasi pembanding dari orang-orang terdekat yang mereka percayai.
Keluarga, sahabat baik, atau tokoh di lingkungan sekitar. Serta mencari sumber informasi resmi, dan berkonsultasi dengan orang-orang terdekat.
Masing-masing lansia didampingi 15 fasilitator. Mereka juga mengikuti gim atau permainan tangkis penipuan.
Permainan melatih kewaspadaan, berpikir kritis, dan kecepatan dalam merespons situasi penipuan menggunakan kartu langkah ABCD.
A (Amati), B (Bicarakan), C (Cek Fakta), D (Diskusikan). Mereka diajak melihat berbagai kasus seperto pinjol ilegal, penipuan online, pemalsuan situs, dan pishing.
Para lansia juga diajak mengenal pengindraan hoaks atau prebunking. Tiga potensi pengacauan informasi yang disebut Kacau IDE.
Kacau Isi yakni Memelintir isi informasi, Kacau Diri yakni menjelekkan atau memfitnah dan Kacau Emosi yakni menyulut emosi atau memprovokasi. Mereka ditunjukan berbagai jenis hoaks yang bermunculan saat pemilu lalu.
Para fasilitator mengajak para lansia praktik menggunakan Chatbot MAFINDO Kalimasada +6285921600500.
Di akhir pelatihan, para lansia diajak senam bersama lansia bugar digital (Berbudi).
Ketua Forum Komunikasi Karang Wreda Kota Malang Sulastri menuturkan pelatihan literasii digital bagi lansia penting dilakukan untuk mencegah penipuan.
“Pelatihan ini kami tunggu. Lansia memiliki beragam potensi yang bisa dikembangkan dalam berbagai konten digital,” kata Sulastri.
Salah seorang peserta lis menuturkan materi yang diberikan sangat menyenangkan dan menambah ilmu pengetahuan bagi lansia.
“Terutama bagaimana cara menangkal hoaks,” ujarnya.
Peserta lain Sony mengatakan materi disampaikan secara menarik. Sehingga bisa dijadikan bekal lansia dalam menghadapi hoaks di media sosial.
(sw)